Indonesia menjadi tuan rumah rangkaian pertemuan 1st ASEAN Village Network Meeting pada 25—26 Juli 2023 di Yogyakarta yang dibuka oleh Menteri Desa PDTT. Pertemuan merupakan tindak lanjut dari Pernyataan Bersama Pembentukan Jejaring Desa ASEAN yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ke-42 di Labuan Bajo, Mei 2023 lalu. Pertemuan dihadiri oleh Pejabat Senior Pembangunan Desa (SOMRDPE) dan perwakilan desa negara anggota ASEAN. Salah satu mata agenda utama pertemuan adalah pembahasan Kerangka Kerja Jejaring Desa ASEAN.
Kerangka Kerja dimaksud akan menjadi salah satu dokumen yang akan disahkan para pemimpin ASEAN pada KTT ke-43 di Jakarta, September 2023 mendatang. Pokok-pokok kerangka kerja meliputi platform pertemuan, rencana aksi termasuk lini masanya, dan hasil-hasli yang diharapkan dari Jejaring Desa ASEAN. Pertemuan juga membahas Rencana Kerja Jejaring Desa ASEAN yang memuat kegiatan dan program konkret desa-desa ASEAN.
Jejaring Desa ASEAN bertujuan untuk menyediakan platform untuk seluruh komunitas dan partisipasi inklusif sehingga perdesaan dapat berkontribusi dan mendapat manfaat dari pembangunan; memfasiitasi kolaborasi dan kerja sama antar desa untuk mendukung transformasi desa; dan memfasilitasi akses produk perdesaan ke pasar regional dan internasional. ASEAN Village Network juga dimaksudkan untuk memperkuat identitas ASEAN di komunitas desa.
Pada pertemuan dimaksud, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, menyampaikan pentingnya pertemuan ini bagi pembangunan desa di Indonesia dan di seluruh negara anggota ASEAN. Ia juga berharap agar pertemuan ini dapat menjadi katalisator untuk perubahan transformatif desa dalam lingkup ASEAN.
Sebagai rangkaian pertemuan ASEAN Village Network ini, beberapa kegiatan juga diselenggarakan, diantaranya ASEAN Collaborative Forum on Localizing 2030 SDGs in the Village Level dan ASEAN Rural Culture Expo in the Framework of ASEAN Identity. ASEAN Rural Culture Expo diselenggarakan di Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman, DIY, yang diikuti oleh perwakilan desa dari Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, Filipina dan Vietnam. Peserta menampilkan produk khas masing-masing desa. Indonesia sendiri menghadirkan 9 desa dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Bangka Belitung.
Caption Foto: Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, menyampaikan pentingnya pertemuan ini bagi pembangunan desa di Indonesia dan di seluruh negara anggota ASEAN.